Minggu, 22 April 2012

Manusia dan Penderitaan

Penderitaan berasal dari kata derita yang berasal dari bahasa sansekerta dhra yang artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak mengenakan. Penderitaan termasuk realitas dunia dan manusia. Penderitaan akan dapat di rasakan oleh semua manusia hal itu adalah sebuah resiko hidup yang harus di hadapi.

Dengan adanya penderitaan setiap manusia bisa mengambil sari-sari pelajaran dalam hidupnya untuk tidak masuk lagi kedalam hal yang sama yang membuatnya menderita. Setiap orang tak pernah menyadari kalau penderitaan itu bisa membuat kita jadi lebih baik. mereka semua menyimpulkan bahwa penderitaan adalah hal yang sudah berkahir untuk berusaha. Karena penderitaanlah kita bisa belajar untuk lebih baik dan berpengalaman.



Hubungan antarmanusia juga bisa menimbulkan penderitaan, karena dalam hubungan itu sering terjadi pergesekan dan perbenturan. Secara ekstrim, filsuf dan sastrawan Jean Paul Sartre menyimpulkan dalam sebuah dramanya, bahwa “neraka adalah orang lain!”
Manusia lazimnya memiliki dua fungsi dalam konteks hubungannya dengan manusia lain, yakni sebagai individu dan sebagai anggota masyarakat. Karenanya, hubungan antarmanusia juga bisa disederhanakan menjadi dua jenis: hubungan seorang manusia dengan seorang manusia lain (hubungan antarindividu), dan hubungan seorang manusia dengan masyarakatnya.

Hubungan individu dengan masyarakatnya

Masyarakat seperti alam bagi seorang manusia, yakni sesuatu yang berada di luar diri dan mengatasi seseorang. “Alam” ini tersusun dari manusia-manusia dan hubungan antarmanusia di dalamnya. Menurut para ahli sosiologi atau ilmu sosial lainnya, masyarakat memiliki struktur sosial. Sebagai struktur, ia memiliki sistem atau sistem-sistem.
Dengan demikian, hubungan individu dengan masyarakatnya bisa sesederhana hubungan antara seorang pribadi yang unik dengan sejumlah besar manusia lain; bisa juga berbentuk hubungan antara seseorang yang berhadapan dengan sebuah struktur atau sistem sosial tempat ia hidup.

Hubungan seorang pribadi dengan sejumlah besar orang lain beragam, bergantung besaran kelompok orang lain tersebut. Bisa jadi kelompok orang lain itu adalah peer group-nya (kelompok bermainnya). Bisa jadi kelompok tersebut adalah keluarga besarnya, kelompok kerabatnya, atau kelompok di lingkungan tempat tinggalnya. Kelompok terbesar adalah masyarakat dunia. Namun kelompok ini biasanya tak lagi disebut sebagai kelompok, tapi sebagai masyarakat yang memiliki kompleksitas tinggi.

Hubungan seseorang dengan sejumlah lebih banyak orang bisa berupa perbedaan pendapat. Biasanya, perbedaan pendapat seseorang melawan banyak orang akan berakibat lebih berat bagi seseorang daripada perbedaan pendapat antarindividu. Orang yang berbeda pendapat dari masyarakat bisa dianggap “aneh”, bahkan “tidak normal”. Ia dianggap berdiri di luar konformitas masyarakatnya, dan pada beberapa kasus sering harus memikul sangsi sosial yang tak kecil.

Misalnya, kisah Maryam Jamilah semasa remaja. Ia, tak seperti kebanyakan remaja Amerika semasanya, tak suka bergaul dalam keramaian atau terlibat dalam kegiatan olahraga, tapi lebih suka menghabiskan waktu di perpustakaan. Oleh sekolah, hal ini dianggap tidak normal dan menyimpang. Ia dikirim ke rumah sakit jiwa untuk “disembuhkan”. Menurut RSJ, Maryam didiagnosis mengidap penyakit “tak memiliki kemampuan menyesuaikan diri, tak mampu bersosialisasi”.

Namun sering juga kita melihat orang-orang, yang kadang bergabung dalam kelompok-kelompok kecil, yang sengaja membedakan diri dari masyarakat umum. Misalnya dari cara berpakaian, berbahasa, dan sebagainya. Mereka menolak “kemapanan masyarakat”, merengkuh citra outcast(orang kucilan) atau rebel (pemberontak, orang urakan) sebagai identitas mereka. Orang-orang atau kelompok-kelompok semacam ini (misalnya, mereka yang menyebut diri “kaum punk”) berbeda pendapat dengan masyarakat secara ideologis, dan seringkali punya pretensi sedang melakukan perlawanan terhadap sistem masyarakat yang ada.

Di sini kita menemukan salah satu bentuk dari jenis lain hubungan individu dan masyarakat. Setiap individu harus berhadapan dengan masyarakat yang mewujud dalam bentuk sistem-sistem. Seorang mahasiswa, misalnya, harus berhadapan dengan sistem pendidikan yang ada (tentu saja perhadapan ini tak selalu dalam bentuk negatif). Seorang penganut sosialisme atau komunisme harus berhadapan dengan sistem kapitalisme dominan. Seorang imigran Muslim di Prancis atau di Amerika harus selalu menghadapi sebuah struktur diskriminatif terhadap agamanya. Seorang Minke harus berhadapan dengan kekuatan-kekuatan politik-sosial-ekonomi kolonial yang membuatnya berulangkali terjatuh dalam penderitaan.
Penderitaan jenis ini memang lain dari sekadar penderitaan pengucilan karena berbeda pendapat dengan sebuah kelompok atau sebuah masyarakat. Kita bisa memilah lagi jenis penderitaan ini:

  1. Penderitaan akibat sistem politik.
Misalnya, seseorang menjadi tahanan politik, bahkan disiksa dalam penjara, karena memiliki ideologi yang berbeda dengan ideologi negara.

  1. Penderitaan akibat sistem ekonomi.
Misalnya, penderitaan akibat kenaikan BBM dan inflasi yang mencekik leher masyarakat miskin Indonesia.

  1. Penderitaan akibat sistem sosial.
Contoh klasik adalah penderitaan seseorang dalam sebuah sistem kasta yang ketat, di mana kasta terendah dianggap tak punya atau sedikit sekali memiliki hak asasi.

  1. Penderitaan akibat sistem budaya.
Termasuk dalam jenis ini adalah penderitaan akibat seseorang menganut sistem kepercayaan yang berbeda dari yang dianut masyarakat atau negara.   
                                                                                   

Hubungan antar individu

Dalam hubungan antarindividu, seseorang mengalami penderitaan yang seringkali bersifat intim. Misalnya, sebuah ucapan atau sekadar tarikan wajah seseorang yang masam dapat melukai hati seorang yang lain. Cara berpakaian, cara duduk, sikap tubuh, semua itu bisa menerbitkan tafsiran negatif yang berpotensi melahirkan penderitaan jiwa pada diri seseorang.

Hubungan fisik pun bisa menimbulkan penderitaan. Seorang suami memukul istri (atau, karena emansipasi, sebaliknya). Seorang ayah menghajar anak yang berani membantah, atau sebaliknya, seorang anak menghajar bapaknya karena tidak dikasih uang untuk membeli shabu-shabu. Tetangga menyenggol tetangga, dibalas dengan bacokan. Seseorang mengendarai metromini secara ugal-ugalan menabrak seorang pengendara motor yang tak ia kenal, yang sedang anteng menanti lampu hijau di perempatan jalan. Benturan atau konflik bersifat fisik ini menimbulkan penderitaan fisik.

Konflik antarindividu bisa terjadi karena kesalahpahaman, perbedaan paham, perbedaan sifat, perbedaan kepentingan, atau karena diharuskan oleh situasi.
Konflik karena kesalahpahaman misalnya ketika seseorang meludah pada saat seorang lain lewat di hadapannya, lalu orang lewat itu menafsirkan bahwa ia sedang dihina oleh orang yang meludah. Bisa jadi kesalahpahaman ini tak berlanjut menjadi konflik terbuka (cekcok mulut) atau konflik fisik (perkelahian), tapi si orang lewat yang merasa terhina mungkin akan menderita sakit hati bahkan krisis kepercayaan diri (merasa dirinya tak berharga, hina). Jika konflik itu berlanjut, apalagi jika sampai konflik fisik, maka penderitaan akan dialami oleh pihak korban dalam konflik tersebut.

Konflik karena perbedaan sifat biasa terjadi dalam kehidupan domestik seperti kehidupan rumah tangga atau kehidupan dalam sebuah tempat khusus seperti rumah kos, kelas, atau tempat kerja. Seorang suami yang bertemperamen keras bisa selalu bergesekan dengan seorang istri yang bertemperamen halus. Sebetulnya, persamaan sifat juga bisa menimbulkan konflik. Suami bertemperamen keras jelas punya kemungkinan berseteru dengan istri yang bertemperamen sama.

Perbedaan kepentingan adalah juga sumber konflik yang sangat potensial. Seorang karyawan yang melihat peluang bagi dirinya untuk mendapatkan promosi dengan menyikut atau menjatuhkan rekan kerjanya bisa dibilang sedang menanam potensi konflik. Dua orang lelaki yang menginginkan cinta dari seorang perempuan yang sama juga bisa berpotensi untuk berkonflik.

Ada juga penderitaan yang timbul karena keharusan situasi. Misalnya, seorang lelaki mencintai seorang perempuan. Per definisi, mencintai adalah menderita –karena mencintai berarti menghadapi dengan risiko kehilangan. Tak setiap orang mampu menghadapi risiko kehilangan ini dengan baik. Karenanya, tak setiap orang bisa bahagia begitu saja dalam mencinta. Apalagi jika risiko kehilangan itu menjadi nyata: cintanya ditolak, atau orang yang ia cintai meninggal.

Namun penderitaan seseorang karena mencintai orang lain juga erat hubungannya dengan konflik batin yang dialami sang pencinta itu sendiri. Berat ringannya risiko kehilangan itu bergantung pada kemampuan jiwa setiap orang yang berbeda-beda dalam menangani konflik dalam jiwa masing-masing. 



Minggu, 08 April 2012

Tugas Ilmu Budaya Dasar


Tes Minggu 1
I. PILIHLAH SALAH SATU JAWABAN YANG BENAR DARI SOAL BERIKUT INI
1. Mata kuliah pengantar ilmu sosial bersifat :
     a. memberi arahan penekanan materi seluruh ilmu-ilmu sosial
     b. memberi arahan penekanan secara global dan tidak mendalam
     c. memberi arahan penekanan pada subyek oriented menuju specialisasi
     d. memberi penekanan mataeri ilmu sosial secara terperinci
     Jawaban : A


2. Ilmu sosial dasar adalah :
     a. ilmu yang membahan mengenai masalaha sosial dalam kehidupan masyarakat
     b. ilmu yang memiliki wawasan komprehensif dan pendekatan integral
     c. tujuan pendidikan dan pengajaran di perguruan tinggi
    d. pengetahuan yang menelaah masalah-masalah sosial yang menggunakan pengertian pengertian (fakta, teori, konsep) berasal dari berbagai bidang pengetahuan keahian
     Jawaban : D


3. Latar belakang diberikannya ISD pada prinsipnya adalah menghindari :
     a. anggapan bahwa sistem pendidikan kita hanya mementingkan sosial science
     b. kritik terhadap sistem pendidikan kita oleh sejumlah cendikiawan
     c. anggapan bahwa sistem pendidikan kita tidak berbau kolonial
     d. a, b dan c benar
     Jawaban : C


4. Tenaga ahli yang dihasilkan oleh perguruan tinggi diharapkan memiliki tiga ketrampilan yang tidak  termasuk kedalam kemampuan ini adalah ;
     a. personal                                       c. likwidasi
     b. akademis                                     d. profesional
     Jawaban : C


5. Profesional adalah kemampuan dalam bidang profesi tenaga ahli yang bersangkutan,   maksudnya adalah :
     a. para tenaga ahli diharapkan mempunyai pandangan yang luas
     b. peka terhadap masalah yang dihadapi oleh masyarakat Indonesia
c. para tenaga ahli diharapkan memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang tinggi dalam bidang profesi
     d. a, b dan c benar
     Jawaban : C


6. ISD termasuk program pendidikan umu ( MKDU ) , tujuan dari MKDU adalah untuk
    a. memperluas cakrawala perhatian dan pengetahuan para mahasiswa sehingga  tidak terbatas pada bidang pengetahuan keahlian golongan asal masing-masing
    b. memberi pemahaman kepada mahasiswa sebagai layaknya mata kuliah lain yang diberikan
    c. mengantarkan mahasiswa agar menjauhi masalah-masalah sosial
    d. a, b dan c benar
    Jawaban : A


7. Salah satu definisi ISD adalah ilmu-ilmu sosial yang dipergunakan dalam pendekatan, sekaligus sebagai sarana jalan keluar untuk mencari pemecahan masalah-masalah sosial yang berkembang dalam kehidupan masyarakat. Dari pernyataan itu maka ISD itu bersifat :
     a. subject-oriented                                                  c. problem-oriented
     b. object-oriented                                                   d. humanties
     Jawaban : C


8. Ilmu pengetahuan sosial ( IPS ) merupakan :
     a. ilmu yang mempelajari manusia dan interaksinya
     b. bidang studi yagn merupakan paduan dari sejumlah mata pelajaran sosial
     c. suatu program pelajaran baru yang dikembangkan di perguruan tinggi
     d. a, b dan c benar
     Jawaban : B


9.  Filsafat merupakan sumber ilmu pengeatahuan alam maupun sosial. Hakekat dari ilmu filsafat adalah mempersoalkan
a. asal-usul ilmu pengetahuan
b. hadup dan kehidupan manusia didunia
c. rasa ingin tahu manusia mengenai dunia
d. pencabangan ilmu pengetahuan
e.penelaahan alam sekitar dan perkembangannya
      Jawaban : B


10. Menghadapi era globalisasi, lulusan perguruan tinggi dituntut kualitasnya secara memadai. Kualitas tersebut harus terlihat dengan diperolehnya pengetahuan, sikap, tingkah laku dan tindakan sebagai cerminan kepribadian Indoensia. Perolehan-perolehan ini adalah merupakan sebgaian dari kemampuan
a. personal
b.  profesonal
c.  akademik
d.  manajerial
e. vokasional
      Jawaban : A


11.  Lulusan perguruan tinggi perlu memiliki wawasan yang tidak terbatas pada bidang keahliannya. ISD adalah bagian dari program mata kuliah dasar umum untuk membawa mahasiswa agar
a. memiliki keahlian beragam menghadapi persaingan dunia kerja
b. menyadari posisinya sebagai calon pemimpin masa depan
c. peka,terbuka, dan ada rasa tanggungjawab terhadap masalah sekitar
d. selalu mengikuti perkembangan masalah – masalah masyarakat
e. memiliki kemampuan tinggi dalam profesinya
      Jawaban : C


12. ISD dan pengetahuan sosial dibedakan keduanya dalam hal orientasi atas pendekatan yang dilakukan. Beda keduanya adalah :
a. isd berorientasi materi, pengetahuna sosial berorientasi multidisiplin
b. isd berorientasi materi, pengetahuan sosial berorientasi inter disiplin
c. isd berorientasi inter disiplin, pengetahuan sosial berorientasi praktis
d. isd berorientasi inter disiplim, pengetahuan sosial  berorientasi materi
e. isd berorientasi praktis, pengetahuan sosial berorientasi materi
Jawaban : D

Manusia dan Cinta Kasih


     Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang sempurna. Mengapa ? karena manusia diciptakan sesuai gambar dan rupa Allah. Manusia juga diberi akal, pikiran dan  tanggung jawab untuk menjaga dan melestarikan segala isi di bumi ini.

     Cinta adalah sebuah aksi/kegiatan aktif yang dilakukan manusia terhadap objek lain, berupa pengorbanan diri, empati, perhatian, memberikan kasih sayang, membantu, menuruti perkataan, mengikuti, patuh, dan mau melakukan apapun yang diinginkan objek tersebut. Cinta juga merupakan cinta kasih antara sesama dimana kita diajarkan untuk mencintai sesama tanpa membedakan agama, ras, latar belakang.

     Kasih adalah bagaimana cara kita dalam menghormati, mengasihi, dan menyayangi apa yang ada di sekitar kita.

     Jadi apa hubungan antara manusia dan cinta kasih ? Manusia  diciptakan untuk suatu maksud yang mulia yakni agar manusia menjadi manusia yang hidupnya merepresentasikan Allah Sang Pencipta. Maksud ini terwujud dalam hubungan relasional yang utuh dan benar terhadap Allah, sesamanya manusia, terhadap lingkungan dan dirinya sendiri.
     Manusia diharapkan agar dapat mempresentasikan sebuah cinta kasih di dalam kehidupan mereka, ini sangat penting karena, Allah Sang Pencipta kita sendiri adalah Allah yang memiliki kasih yang terbesar. Kasih yang diberikan Allah kepada manusia mencakup semua yang ada pada Allh kita yaitu : kasih itu sabar, tidak pemarah, sayang pada sesama, sukacita, damai sejahtera, kemurahan, kebaikan,kesetiaan, kelemahlembutan dan penguasaan terhadap diri sendiri. Sangat penting bagi manusia untuk melalukan point-point di atas, karena darisitulah manusia dapat merasakan hidup yang indah jika mereka mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari.

>> Contoh cinta kasih dalam kehidupan manusia :
     Cinta kasih bisa dicontohkan dengan adanya sikap toleransi, misalnya kita mempunyai teman yang berbeda agama, maka kita harus menghormati keyakinan dan menghargai perbedaan itu, agar kita tidak saling memusuhi. Saling bermusuhan tidak akan menciptakan kedamaian dalam diri kita. Kita harus menghormatinya sebagaimana dia menghormati kits. Kita harus menghargai sebagaimana dia nenghargai kita.
     Kedamaian di dunia ini tidak akan tercipta jika tidak ada cinta kasih yang dilakukan oleh manusia. Cinta kasih tidak akan ada tanpa adanya rasa saling menghormati dan menghargai satu sama lain. Cinta kasih adalah ajaran utama bagi manusia. Setiap manusia di dunia ini dilahirkan dari perasaan cinta kasih antara kedua orangtuanya, dan begitupin sebaliknya, kita hanya bisa membalas cita kasih kedua orang tua kita dengan cinta kasih kita.
     Jika kita ingin hidup aman dan damai di dunia ini, ciptakanlah rasa saling peduli, saling tolong menolong, dan juga membantu orang lain yang sedang membutuhkan pertolongan kita. Cinta kasih bisa diwujudkan dengan sumbangan kepada orang yang tidak mampu, member pertolongan kepada orang yang membutuhkan, memberi perhatian kepada orang yang dikesampingkan, dan mengangkat martabat orang-orang yang tertindas.
     Begitu banyak kekacauan di dunia ini yang ditimbulkan oleh tidak adanya rasa cinta kasih terhadap sesama kita. Padahal, jika kita saling menghargai dan menebarkan rasa cinta kasih kita kepada orang lain, maka orang lain juga akan menebarkan cinta kasihnya kepada kita.
     Oleh sesab itulah, selalu tebarkan rasa cinta kita kepada orang lain, agar kedamaian selalu tercipta di lingkungan sekitar kita. Kedamaian hanya akan tercipta dengna adanya rasa cinta kasih terhadap sesama